Tantangan
Besar DKPP Bojonegoro Menuju Agro Industri Pertanian 2045, Cita-cita besar
program Ketahanan Pangan Nasional di Daerah Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur,menjadi
tolok ukur Dinas Ketahanan Pangan
Pertanian di acara FGD ( Focus Group discussion ) yang di gelar di gedung
Creatif Room lt, 6 Gedung Pemerintahan Kabupaten Bojonegoro, Selasa, 14 Oktober
2025.
Untuk
mewujudkan Agro Industri Pertanian Bojonegoro, di butuhkan sebuah kolaborasi, sinergi dan intergrasi lintas OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan
keterlibatan kelompok -kelompok tani, Perempuan, pemuda,Masyarakat adat dalam
membangung sektor pertanian.
Fenomina
yang terjadi sekarang di dunia pertanian, masih kurang diminati oleh para pemuda,
Ketimpangan kepemilikan dan penguasaan lahan masih ada, Akses modal dan pasar
masih sangat terbatas, Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian Kontekstual secara
Kultural maka hal tersebut juga menjadi bagian lambatnya menuju Agro Industri
Pertanian Bojonegoro.
“ Bojonegoro saat ini sedangan mengalami tantangan besar di dalam dunia sektor pertanian, Salah satunya adalah Regenerasi Petani dan rata-rata di bojonegoro petaninya masih petani gurem “ Kata Kepala DKPP, Zaenal Fanani, S,Pi.MP, saat memberikan Pembukaan FGD.
FGD yang
dilakukan oleh DKPP menghadirkan narasumber dari PSKK ( Pusat Study
Kependudukan dan Kebijakan ), UGM yang focus pada penelitihan dan pengembangan
isu isu pertanian. sebagai tim penyusun ‘
Toufan Alam, Setaf Pengajar Pertanian UGM, diberikan mandat untuk membuat Masterplan
Pembangunan Pertanian Kabupaten Bojonegoro 2025 – 2045.
Dari hasil
FGD tersebut sebagai dasar penyususnan
Masterplan dengan tujuan,1. Mengidentifikasi Potensi, risiko,dan tantangan
wilayah per sektor perwilaya. 2. Menyusun
strategi Pembangunan komoditas unggulan dan keberlanjutan dan inklusif. 3.
Merumuskan Rekomendasi kebijakan dan rencana aksi teknokratik perkomoditas. 4. Memperkuat
singkronisasi lintas OPD dalam mendukung agenda kedaulatan pangan daerah.
Forum
Komunikasi Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (FKP4S) adalah salah
satu peserta Focus Group Discussion memberikan masukan terkait dengan minimnya
regenerasi pemuda tani juga menjadi perhatian kusus bagi pemerintah terkait
dengan sosial ekonomi akses Permodalan dan Jaringan Pemasaran menjadikan sebab
engganya pemuda menjadi petani.